Aneka Tips

Selasa, 10 April 2012

Diabetes Melitus dan Pengobatannya

Pendahuluan
Diabetes mellitus atau lebih dikenal dengan sebutan “penyakit kencing manis” di masyarakat merupakan salah satu penyakit “abadi” yang terus bermunculan penderitanya dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini memberikan dampak yang luas bagi pasiennya, tidak hanya karena mengganggu kesehatan semata akibat berbagai komplikasi yang ditimbulkan, namun juga mempengaruhi kehidupan sosial. Faktanya, prevalensi diabetes mellitus secara global terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1995, prevalensi diabetes mellitus di dunia mencapai 4,0% dan diperkirakan akan meningkat menjadi 5,4% pada tahun 2025. Sedangkan di negara berkembang (termasuk Indonesia), penderita diabetes mellitus pada tahun 1995 telah mencapai 84 juta pasien dan diprediksi akan melonjak hingga 228 juta pasien pada tahun 2025 nanti.2
Definisi dan Klasifikasi Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan hiperglikemia kronik sebagai kelainan utamanya akibat adanya insufisiensi kerja insulin.4 
Berdasarkan etiologinya, American Diabetes Association (2005) mengklasifikasikan diabetes mellitus menjadi empat tipe, yaitu:1,2
I.  Diabetes Mellitus Tipe 1
(destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut)
 
A.  Melalui proses imunologik
B.  Idiopatik  
II.  Diabetes Mellitus Tipe 2
(bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin)
III.    Diabetes Mellitus Tipe Lain
·         Defek genetik fungsi sel beta
·         Defek genetik kerja insulin
·         Penyakit eksokrin pankreas
·         Endokrinopati
·         Karena obat/zat kimia
·         Infeksi
·         Imunologi (jarang)
·         Sindroma genetik lain
·         Diabetes Kehamilan (Gestasional)
·          
·         Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus
·         Keluhan klasik dari diabetes mellitus meliputi empat hal, yaitu: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang juga dapat ditemukan pada pasien diabetes mellitus antara lain pasien merasakan lemah, gatal, kesemutan, pandangan kabur, serta adanya disfungsi ereksi pada pria ataupun pruritus vulva pada wanita.1,2   

Diagnosis Diabetes Mellitus
Dalam menegakkan diagnosis diabetes mellitus, patokan yang dijadikan acuan tentu saja adalah pemeriksaan glukosa darah. Dalam hal ini dikenal adanya istilah pemeriksaan penyaring dan uji diagnostik diabetes mellitus.1,2
 
Pemeriksaan Penyaring
Pemeriksaan penyaring ditujukan untuk mengidentifikasi kelompok yang tidak menunjukkan gejala diabetes mellitus tetapi memiliki resiko diabetes mellitus, yaitu: 1) Umur > 45 tahun, 2) Berat badan lebih (dengan kriteria: BBR > 110% BB idaman atau IMT >23 kg/m2), 3) Hipertensi (≥ 140/90 mmHg), 4) Terdapat riwayat diabetes mellitus dalam garis keturunan, 5) terdapat riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat, atau BB lahir bayi > 4000 gram, 6) Kadar kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl dan atau trigliserida ≥ 250 mg/dl.

Pemeriksaan penyaring dilakukan dengan memeriksa kadar gula darah sewaktu (GDS) atau gula darah puasa (GDP), yang selanjutnya dapat dilanjutkan dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar. Dari pemeriksaan GDS, disebut diabetes mellitus apabila didapatkan kadar GDS ≥ 200 mg/dl dari sampel plasma vena ataupun darah kapiler. Sedangkan pada pemeriksaan GDP, dikatakan sebagai diabetes mellitus apabila didapatkan kadar GDP ≥ 126 mg/dl dari sampel plasma vena atau ≥ 110 mg/dl dari sampel darah kapiler.
Uji Diagnostik
Uji diagnostik dikerjakan pada kelompok yang menunjukkan gejala atau tanda diabetes mellitus. Bagi yang mengalami gejala khas diabetes mellitus, kadar GDS ≥ 200 mg/dl atau GDP ≥ 126 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis diabetes mellitus. Sedangkan pada pasien yang tidak memperlihatkan gejala khas diabetes mellitus, apabila ditemukan kadar GDS atau GDP yang abnormal maka harus dilakukan pemeriksaan ulang GDS/GDP atau bila perlu dikonfirmasi pula dengan TTGO untuk mendapatkan sekali lagi angka abnormal yang merupakan kriteria diagnosis diabetes mellitus (GDP ≥ 126 mg/dl, GDS ≥ 200 mg/dl pada hari yang lain, atau TTGO ≥ 200 mg/dl).  
Pengobatan Diabetes Mellitus
Pengobatan diabetes mellitus sangat penting dalam menjaga kestabilan kadar gula darah pasien guna mencegah terjadinya berbagai komplikasi akut dan kronik. Hal tersebut dilakukan melalui empat pilar utama pengelolaan diabetes mellitus, yaitu:2,3 
1.     Edukasi
Berupa pendidikan dan latihan tentang pengetahuan pengelolaan penyakit diabetes mellitus bagi pasien dan keluarganya.
 
2.     Perencanaan makan
Bertujuan untuk mempertahankan kadar normal glukosa darah dan lipid, nutrisi yang optimal, serta mencapai/mempertahankan berat badan ideal. Adapun komposisi makanan yang dianjurkan bagi pasien adalah sebagai berikut: karbohidrat 60-70%, lemak 20-25%, dan protein 10-15%.
 
3.     Latihan jasmani
Berupa kegiatan jasmani sehari-hari (berjalan kaki ke pasar, berkebun, dan lain-lain) dan latihan jasmani teratur (3-4x/minggu selama ± 30 menit).
4.     Intervensi farmakologis
Diberikan apabila target kadar glukosa darah belum bisa dicapai dengan perencanaan makan dan latihan jasmani. Intervensi farmakologis dapat berupa  Obat hipoglikemik oral/OHO (insulin sensitizing, insulin secretagogue, penghambat alfa glukosidase) dan Insulin, diberikan pada kondisi berikut:
·         Penurunan berat badan yang cepat
·         Hiperglikemia berat disertai ketosis
·         Ketoasidosis diabetik
·         Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
·         Hiperglikemia dengan asidosis laktat
·         Gagal dengan kombinasi OHO dosis hampir maksimal
·         Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, AMI, stroke)
·         Diabetes mellitus gestasional yang tak terkendali dengan perencanaan makanan,
·         Gangguan fungsi ginjal/hati yang berat
·         Kontraindikasi atau alergi OHO          
Daftar Pustaka
1.     Gustaviani, R., 2006. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1879.   

Penanganan Diabetes
Perencanaan Makan


Anjuran makanan khususnya para diabetesein (ahli gizi) sama saja dengan non-diabetesein. Semua aneka makanan asal tidak berlebihan (seimbang) serta sesuai dengan kebutuhan gizi.
Makanan yang Diperlukan Mengandung:
1.        Karbohidrat
2.        Protein
3.        Vitamin & Mineral
4.        Lemak
5.        Serat
KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan sumber tenaga utama untuk kegiatan sehari-hari.
Karbohidrat terdiri dari:
A.       Tepung-tepungan
B.       Gula
1.        Tepung-tepungan 
Makanlah selalu salah satu sumber tepung-tepungan setiap kali makan.
Contohnya: Nasi, roti, kentang, mie, ubi, singkong, dll.
Kekurangan zat karbohidrat akan mengakibatkan badan lebih cepat merasa lelah karena kekurangan tenaga.
C.        
2.        Gula 
Gula terdapat pada berbagai makanan.
Contohnya : Gula pasir, gula merah, gula batu, sirup, madu, dan kue-kuean yang manis.
Menghindari atau membatasi gula akan membantu pengendalian gula darah. Gula dalam bumbu diperbolehkan. 
LEMAK
Lemak juga merupakan sumber tenaga. Lemak terdapat dalam minyak, margarin, santan, kulit ayam, kulit bebek dan lemak hewan lainnya. Lemak yang berlebihan dapat membuat tubuh menjadi gemuk.
Diabetes Melitus cenderung mendapat masalah dengan penyakit jantung, mengurangi makan lemak hewan dapat mengurangi resiko ini.
PROTEIN
Protein digunakan untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan yang rusak. Protein banyak terdapat pada : ikan, ayam, daging, tahu, tempe dan kacang-kacangan.

VITAMIN & MINERAL
Vitamin dan mineral terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Zat ini berfungsi untuk membantu melancarkan kerja tubuh.  Namun jika pola makan yang ada sudah cukup bervariasi setiap harinya, maka suplemen vitamin tambahan tidak perlu dikonsumsi.

SERAT
Serat baik untuk kesehatan karena :
1.        Membuat perut terasa lebih kenyang
2.        Membantu menurunkan gula darah
3.        Membantu menurunkan lemak darah
4.        Melancarkan buang air besar.
Serat terdapat dalam:
1.    Roti gandum, buah dan sayuran segar
2.    Kacang-kacangan, tahu, tempe bekatul.

GARAM DAPUR
Garam dapur tetap dapat digunakan sebagai penyedap makanan dalam jumlah secukupnya. Garam dapur dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Kurangilah mengonsumsi makanan yang telah melewati proses pengasianan, seperti ikan asin, telur asin, dll.

PEMANIS
Pemanis buatan banyak beredar di pasaran dapat dikonsumsi seperlunya. Pemanis ada yang mengandung kalori dan ada yang tidak. Perhatikan kandungan kalori yang terancum pada label kemasan. Bagi yang kegemukan, pilih yang tidak berkalori.

JUMLAH & JENIS MAKANAN SEHARI-HARI
Pedoman secara umum setiap hari yang dianjurkan;
Makan 3 kali sehari yang terdiri dari :
1.    Satu piring atau penggantinya
2.    Satu potong ikan atau penggantinya
3.    Satu mangkok sayuran
4.    Buah-buahan

Diantara waktu makan di atas dapat ditambah makanan selingan.

Dietesein dapat membantu memberikan informasi mengenai jumlah dan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan dan selera.

KEGEMUKAN
Pada tubuh yang mengalami kondisi kegemukan (obesitas) kadar glukosa dalam darah akan sulit dikendalikan.  Guna menghindari hal demikian, diperlukan tindakan penanggulangan, salah satunya diet. Dimana dalam proses ini diperlukan disiplin pengaturan pola makan yang seimbang dan mengurangi makanan tinggi kalori seperti : lemak, gula, tepung-tepungan.

Disamping itu, guna mendukung proses diet, diperlukan kegiatan jasmani lebih intens dan secara teratur sesuai dengan kesukaan, seperti halnya aktifitas jalan kaki, naik sepeda, senam, berenang, dl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar